Jakarta - Berawal saat Hendy Setiono pergi ke Timur Tengah dan menemui banyak penjual makanan khas Turki, yaitu kebab, ia memperoleh ide untuk mengembangkan usaha Kebab Turki di Indonesia.
Usaha ini dimulai pada 2003 dengan membuka outlet pertamanya di Surabaya. Modal awal yang dikeluarkan oleh Hendy saat itu sebesar Rp 4 juta yang ia gunakan untuk membeli gerobak (counter) dan peralatan lainnya seperti kompor dan penggorengan.
Kendala di awal usaha diakui oleh Hendy terletak pada sulitnya menjaga kualitas (standar) daging sapinya karena masih memproduksi sendiri.
Kini, bekerjasama dengan PT Belfoods Indonesia, Hendy tak perlu kuatir dengan produksi daging untuk kebab, karena sudah ditangani oleh ahlinya. Sebab PT Belfoods Indonesia telah memenuhi standar yang telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan makanan (BPOM) dan memiliki sertifikat MUI.
Untuk mendistribusikan daging yang telah diproduksi oleh PT Belfoods Indonesia, Hendy mendirikan sebuah warehouse yang ia bangun di kota-kota besar, seperti Surabaya, Malang, dan Semarang.
Melalui warehouse inilah kemudian daging yang dibutuhkan didistribusikan lagi ke outlet-outlet yang tersebar di sekitarnya. Pengiriman daging ini dilakukan seminggu dua kali atau tergantung kebutuhan.
"Kita sekarang fokus ke penjualan, untuk produksi dagingnya yang higienis dan sehat saya serahkan pada ahlinya," ungkap Hendy di counter Kebab Turki di kawasan Tebet, Jakarta, Senin malam (18/1/2011).
Mengenai kebutuhan daging sapi, Hendy mengungkapkan dalam sehari ia bisa menghabiskan sebanyak 1 ton daging sapi atau setara dengan 7 ekor sapi. Dengan adanya target dibuka sebanyak 1.001 outlet di 2011 ini, maka diperkirakan akan mengahbiskan 3 ton daging sapi/hari.
Untuk menjalankan seluruh outlet Kebab Turki Baba Rafi, sudah terserap sebanyak 1.200 tenaga kerja. Bisa dibayangkan usaha ini sangat prospektif untuk dikembangkan dan membawa banyak manfaat untuk menambah lapangan pekerjaan.
Menu andalan Kebab Turki Baba Rafi adalah kebab yang dijual dengan harga Rp 12.000. Selain itu juga ada menu hotdog seharga Rp 10.000, beef burger Rp 9.500, dan menu lainnya.
Untuk mengembangkan usahanya, sejak 2005 usaha Kebab Turki Baba Rafi dikelola secara Waralaba (franchise). Hingga 2011 ini, sudah resmi dibuka sebanyak 650 outlet. Namun, untuk daftar tunggunya sudah mencapai angka 750 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Saya berharap hingga akhir 2011 ini sudah dibuka 1.001 outlet. Karena saya ingin mengenalkan kebab ke seluruh masyarakat Indonesia hingga ke wilayah kabupaten/kota. Selama ini kan makanan asing yang dikenal masyarakat hanya hotdog atau burger," imbuhnya.
Ternyata kesuksesan Kebab Turki Baba Rafi tidak hanya di Indonesia. Hendy telah menandatangani MoU dengan Filipina untuk membuka cabang di sana.
"Tahun 2011 ini realisasinya. Targetnya tahun ini bisa membuka 10 outlet dulu dan diharapkan bertambah setiap tahunnya," papar Hendy.
Usaha ini membuka peluang yang sangat luas. Jika Anda ingin mendulang kesuksesan yang sama, Kebab Turki Baba Rafi membuka kesempatan yang lebar.
Dengan modal awal Rp 55 juta, Anda akan mendapatkan 1 set lengkap yang terdiri dari counter dan peralatan lainnya (misal penggorengan dan alat pemanggang daging), karyawan yang sudah dilatih, dibantu mencari lokasi usaha, masa kerja selama 5 tahun, manual book (SOP), paket promosi (misal banner, neon box), dan lain-lain. Hendy mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu 18 bulan sudah bisa balik modal.
"Omzet 1 outlet biasanya sekitar Rp 10-Rp 15 juta per bulan, bahkan ada yang mencapai Rp 60 juta, tergantung dari lokasi usahanya. Usaha ini sangat prospektif untuk dikembangkan karena semakin lama makanan kebab banyak dikenal masyarakat," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment